MAHABBAH

 MAHABBAH



Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kata mahabbah berasal dari bahasa Arab ahabba, yuhibbu, mahabatan, yang artinya mencintai secara mendalam. 

Maha suci Allah yang telah menciptakan segalanya dengan cinta, dengan rahmat dan kasih sayang-Nya maka terciptalah manusia dan makhluk lainnya di alam semesta ini.

Manusia sebagai mahluk yang diciptakan dengan sebaik-baik kejadian juga diberikan fitrah oleh Allah, salah satunya mencintai atau dicintai (mahabbah) ialah yang dikenal istilah dalam Islam. yaitu cinta yang mendalam seorang hamba kepada Allah.

Cinta dapat mengubah yang pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, padang sahara berubah telaga, derita beralih nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Begitu juga sebaliknya, cinta seseorang terhadap mahluk, mencintai pasangan nya ia akan merasa sangat senang dan bahagia bahkan terkadang mereka tidak peduli serasa dunia milik berdua yang lain ngontrak. Allah memerintahkan untuk menganjurkan terhadap kita untuk mencintai Allah terlebih dahulu sebelum kita mencintai terhadap sesama makhluk ciptaan-Nya. 

Firman  Allah dala Al Quran, Surat At-Taubah:24

قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ

Artinya:

Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumahrumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. 

Sahabat Taubi, banyak pendapat mengatakan bahwa cinta itu lebih mudah dirasakan daripada di definisikan atau dijelaskan, maka jatuh cintalah agar mudah memahaminya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan rasa, jalan terbaik memahaminya adalah dengan mengalaminya. Bagaimana memperoleh mahabbah?

Cinta terwujud melalui proses pengenalan (ma’rifat) dan pengetahuan

Semakin dalam pengetahuan dan semakin intens pengenalan terhadap suatu objek, maka semakin besar peluang obyek itu untuk dicintai. Semakin besar rasa kenikmatan dan kebahagiaan akibat mencintai obyek tsb, semakin bertambah besar rasa cinta terhadap obyek tersebut. Kenikmatan ini melebihi rasa yang dialami panca indra yaitu kenikmatan bathiniyah. Dalam konteks ini cinta terhadap Tuhan terwujud.

Sahabat Taubi, ma’rifat merupakan landasan dalam Keimanan. Dan keimanan yang paling sempurna adalah keimanan yang dilandasi cinta. Tanpa cinta keimanan hanya sebatas kata tanpa makna

Sahabat Taubi, mahabbah  jugalah yang membuat kita mencintai dunia ini dan jika kita mampu mengabdikan cinta kita pada buah-buah perbuatan kita dan perwujudan Illahi, maka cinta dunia akan berubah menjadi cinta kepada Allah.

ذَا أَحَبَّ اللهُ تَعَالَى العَبْدَ، نَادَى جِبْريلَ: إنَّ الله تَعَالَى يُحِبُّ فُلانًا، فَأَحْبِبْهُ، فَيُحِبُّهُ جِبريلُ، فَيُنَادِي في أَهْلِ السَّمَاءِ: إنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلانًا، فَأحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ القَبُولُ في الأرْضِ)). متفق عليه

Artinya:

Apabila Allah mencintai seorang hamba, Ia menyuruh Jibril. Sesungguhnya Allah mencintai Fulan maka cintailah ia, maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril menyeru penduduk langit, ”Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah ia. Penduduk langit pun mencintainya, kemudian menjadi orang yang diterima di muka bumi.” (HR Al Bukhari).


Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ  أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.

Artinya:

“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”

Kesimpulan:

  1. Mahabbah adalah rasa cinta yang mendalam hamba kepada penciptanya.
  2. Allah mengancam cinta yang melebihi cinta kepada Allah dan Rasul- Nya
  3. Mahabbah terwujud melalui proses mengenal (ma’rifat) dan pengetahuan terhadap Allah, obyek yang dicintainya.

Ahamdulillahi Rabbil’ Alamin

Innalillahi Wainnailaihi Rajiuun…

Wallahualam Bishawab

Assalamualaikum Wr wb


No comments:

Powered by Blogger.