Antara Ada dan Tiada
Antara Ada dan Tiada
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Wujud adalah sifat wajib Allah yang pertama yang artinya ada. Maksudnya, eksistensi Allah itu bukan karena adanya proses penciptaan sebagaimana manusia dan alam semesta, melainkan ada dengan dzatnya sendiri. Sifat wujud Allah SWT ini wajib kita yakini dengan keimanan
Sebaliknya kata Tiada/ ketiadaan bermakna kehilangan eksistensi. Dalam hal ini, manusia adalah wujud ketiadaan dan ketidakabadian, Dimana ia tidak memiliki kemampuan untuk hadir atas kehendaknya sendiri. Tiada kuat, tiada hebat, tiada kaya, tiada pintar, tiada segalanya, karena semua fasilitas yang diberikan pada manusia adalah Amanah yang sifatnya titipan semata.
Pada kondisi nyata konsep ketiadaan ini justru bertentangan, karena manusia tidak bisa terlepas dari eksistensi dirinya, bahkan menjadikan hal ini sebagai satu kebutuhan yang berada dalam puncak piramida kebutuhan manusia yang di sebut dengan kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization Needs) sebagaimana yang di gambarkan Abraham Maslow tentang Tingkat Kebutuhan Manusia. Bukan manusia Namanya kalau tidak ingin tidak diakui keberadaanya, ingin dipuji, memiliki karya yang ingin dilihat dan diakui orang banyak, dll.
Setelah manusia diciptakan, hadir kemuka bumi akankah manusia akan tetap terhubung dengan penciptanya sebagai bukti rasa bersyukurnya? Bagaimana cara kita mengakui Ke-Esaan Tuhan, bahwa hanya Allah satu-satunya yang ada dan selain dari pada-Nya adalah binasa?
Dengan segala keterbatasa manusia, bagaimana kita menjangkau Dzat yang tiada memiliki seumpama dengan apapun, tidak berhuruf dan tidak bersuara. Hal ini tentunya tidak bisa kita jangkau dengan mengandalkan pengalaman indrawi kita? Padahal dengan jelas Allah mengatakan dalam Al Quran bahwa “Aku lebih dekat dari urat lehermu” Dikatakan dekat tapi tidak bersentuhan, dikatakan jauh tapi tidak ada perantara.
Sahabat Taubi, ingatkah bahwa apa yang kita lakukan dalam ibadah Sholat mulai dari gerakan takbir sampai salam adalah media penghubung sekaligus perwujudan rasa bersyukur manusia. Dan Inilah wujud aktifitas yang kita lakukan agar kita tetap kembali/ Taubat kepada Allah.
Sahabat Taubi, karena Sholat terikat dengan waktu-waktu sholat, sementara tidak ada aktifitas kita didunia yang hakikatnya tidak Sholat, lalu bagaimana agar kita tetap terkoneksi dengan yang Maha Ada ketika kita berada diluar waktu sholat? Apakah koneksi akan terputus?
Proses konektifitas ini tidaklah sesederhana yang kita pikirkan walaupun Allah telah menganugrahkan kita dengan perangkat yang kita sebut qolbu yang memungkinkan kita untuk mengenali diri kita sebagai modal utama mengenali siapa pencipta kita.
Bila qalbu bening dan jernih, maka keseluruhan diri manusia akan menampakkan kebersihan, kebeningan, dan kejernihan. Yang suatu saat akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dilakukan oleh indera manusia sejak berada di dunia.
Sebagaimana terdapat dalam QS al-Isrā’/17: 36
وَلاَ تـَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
Artinya:
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”.
Semua ini tidaklah terjadi dengan serta merta tanpu melalui proses belajar dengan manusia yang lebih dulu berjalan, berpraktek, yang telah Allah tetapkan. Merekalah perantara, para ulama pewaris para Nabi yang mengajarkan bagaimana amalan hati yang sebenarnya.
Mengenai hal ini Allah berfirman dalam Al Quran Surat Al-Maidah 35 tentang perintah untuk mencari wasilah yang artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah(jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya agar kamu beruntung.
Sahabat Taubi dengan demikian jelaslah sekarang bahwa diantara Ada dan tiada ada perantara, beliaulah baginda Rasulullah SAW yang menurunkan kepada para Sahabat dst kepada para ulama waratsatul Anbiya.
Kesimpulan:
- Wujud /ada adalah sifat wajib Allah yang pertama. Manusia merupakan wujud ketiadaan
- Manusia adalah mahluk yang selalu ingin diakui eksistensinya
- Sholat adalah media penghubung antara manusia dengan Tuhannya yang terintegrasi dengan amalan qolbu.
- Baginda Rasulullah SAW merupakan perantara antara yang Ada dan tiada
Ahamdulillahi Rabbil’ Alamin
Innalillahi Wainnailaihi Rajiuun…
Wallahualam Bishawab
Assalamualaikum Wr wb
No comments: