H A S A D
HASAD
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sahabat Taubi, dalam Bahasa Arab asal mulanya kata Hasad berasal dari kata Hasada-Yahsidu-Ihsid yaitu sifat iri dengkinya seseorang. Hasad adalah sikap batin yang tidak senang terhadap kebahagiaan/ kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada orang lain dan berusaha untuk menghilangkannya dari orang tersebut. Dari ketiga penyakit hati (mardl qulub; hasad, riya, dan ujub) maka hasad inilah yang menempati klasmen pertama penyakit hati dengan dampak kehancuran yang luar biasa.
Demikian juga Rasulullah Saw menyebut dengan jelas agar siapapun menghindari penyakit hati ini:
اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ
Artinya:
”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud).
Dalam Al Quran Surat Al Falaq:5 yang artinya:
"Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia sedang dengki ."
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba beliau berkata: “Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga." Kemudian seorang laki-laki dari Anshar (penduduk Madinah) lewat di hadapan mereka dengan bekas air wudhu yang masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal. Esoknya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi: "Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga." Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya. Esoknya lagi Rasulullah bersabda: "Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!" Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .
Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki itu, lalu ia berkata kepadanya: "Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku dan berjanji tidak pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan aku menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu." Laki-laki Anshar itu menjawab: "Silahkan!" Anas berkata bahwa Abdullah bin Amr setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki itu tidak pernah mendapatinya sedang qiyamul lail. Hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang Subuh. Kemudian mengambil air wudhu. Abdullah bin Amr juga mengatakan: "Saya tidak mendengar ia berbicara, kecuali yang baik." Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah bin Amr menganggap remeh amalnya. Ia berkata: "Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda: "Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga." Selesai beliau bersabda, yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau. "Saya jadi penasaran mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?" tanya Abdullah bin Amr. Kemudian lelaki Anshar itu menjawab: "Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya." Abdullah bin Amr berkata: "Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya."
Sahabat Taubi, sifat hasad ini adalah penyakit hati yang tidak lekang dimakan waktu, coba kita cermati bagaimana kisah pertumpahan darah pertama yang dilakukan putra nabi Adam AS, yaitu Qobil terhadap Habil yang bermuara dari rasa iri dan dengki. Bagaimana perbuatan saudara- saudara nabi Yusuf terhadap dirinya, bagaimana kaum Yahudi yang hasad terhadap Rasulullah SAW dan bangsa Arab, Serta kisah Rasullah SAW yang menerima sihir dengan rambutnya sendiri yang diikatkan pada buhul dan di beri mantra ulah seorang bangsa Yahudi, Labid bin Al’Asham. Dari sinilah Allah SWT menurunkan Surat An-Naas dan Al-Falaq. Bahkan pamannya sendiri Abdul Uzza bin Abdul Muthalib beserta istrinya menentang dakwah nabi dengan menghasut, memfitnah, bahkan penyerangan fisik dengan segala harta dan kekuasaan yang dimilikinya, yang pada akhirnya namanya diabadikan Allah SWT di dalam Surat Al Masad/ Al Lahab 1-5. Begitu juga dengan kisah Abdullah bin Ubay bin Salul, dimana Rasulullah SAW menjulukinya dengan pimpinan gembong Munafik dengan segala perbuatan liciknya seperti mengajak mundur 300 pasukan dari pasukan Rasulullah di perang Uhud serta menyebarkan fitnah keji terhadap Sayyidah Aisyah, istri Rasulullah SAW.
Sahabat Taubi, sifat hasad ini bermula dari sifat dasar manusia yaitu sifat sombong. Perasaan lebih tinggi dan merasa lebih pantas untuk menerima kenikmatan yang diberikan Allah SWT dari pada orang lain yang menerimanya. Ini menimbulkan rasa iri dan sering diikuti oleh perbuatan yang nyata dalam rangka menghilangkan kebahagiaan orang, bagaimana kebahagiaan itu tidak sampai terjadi atau bahkan berpindah kepadanya. Perbuatan-perbuatan provokatif, hasud, ghibah, fitnah adalah bagian dari penyakit hasad ini.
Semua ini terjadi karena kegagalan manusia dalam mengenali dirinya, berprasangka selain kepada Allah SWT, rasa was-was yang dihembuskan khonas pada seputaran qolbinya sehingga iapun larut dalam ketidaksadaran yang berkepanjangan.
Burukkah sifat/ penyakit hasad pada diri ini? Maka jawabannya Ya dan tidak
Ya, apabila kita tidak mengenali diri kita dengan segala potensi penyakit hati yang ditimbulkannya. Larut dalam rasa dan kendali nafsu semata. Akhirnya menghijab kita untuk berjalan menuju pada Allah SWT.
Tidak, apabila kita menyadari bahwa tidak ada satupun yang Allah SWT ciptakan tanpa hikmah. Inilah bagian dari perjalanan mengenali sisi ruhaniyah keimanan kita agar seimbang Belajar mengenali hakikat diri dan segala penyakit hati akan mengajarkan kita tentang Siapa kita?, darimana kita berasal?, dan kemana kita akan kembali?.
Sahabat Taubi, lantas apakah Solusi dari penyakit hati ini ?
Ingatlah hakikat hidup adalah bersyukur, tujuan hidup adalah untuk mengingat Allah SWT semata. Hakikat bersyukur ini wujudnya adalah Taubat; Kembali pada Allah, Karena Allah senang dengan orang-orang yang Kembali. Medianya adalah Shalat agar tetap terhubung dengan Allah SWT.
Kesimpulan:
- Hasad adalah sikap batin yang tidak senang terhadap kebahagiaan/ kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada orang lain dan berusaha untuk menghilangkannya.
- Allah SWT telah mengisahkan dalam Al Quran bagaimana penyakit hasad serta dampak yang diakibatkannya.
- Solusi akan penyakit hasad adalah keseimbangan atas kesadaran hakikat diri dengan belajar ttg Sejarah kejadian manusia, bersyukurlah dengan cara bertaubat dan menegakkan shalat. Demikian semoga bermanfaat.
Ahamdulillahi Rabbil’ Alamin
Innalillahi Wainnailaihi Rajiuun…
Wallahualam Bishawab
Assalamualaikum Wr wb
No comments: